Sunday

MISI


Agustus 2002, ada seorang pria berumur 32 tahun. Ia divonis seorang dokter ortopedi di sebuah rumah sakit Internasional terkena penyakit Ankylosing Spondylitis (AS).

AS adalah sejenis penyakit rematik yang diakibatkan oleh sistem kekebalan tubuh (immune system) menyerang balik. Banyak faktor yang menjadi pemicu, tetapi sumber penyebabnya sampai sekarang tidak diketahui secara persis.

Sistem kekebalan tubuh sebenarnya berfungsi menyerang segala kuman penyakit yang masuk ke dalam tubuh. Sehingga tubuh kita tetap sehat. Terlindungi.

Tetapi ada yang salah secara genetis. Sehingga sistem di tubuh pria itu salah mengkode. Sistem kekebalan tubuh bukannya melindungi tubuh dari berbagai kuman penyakit, tetapi malah menyerang persendian ruas tulang belakang. Sistem kekebalan tubuh yang salah kode itu jika menyerang sistem persendian kaki, tangan dan jari akan menjadiRheumatoid Arthritis (RA). Jika menyerang kulit akan menjadi Psoriasis. Jika menyerang syaraf myelin di lapisan otak akan menjadi Multiple Sclerosis (MS). Jika menyerang banyak sistem dalam tubuh akan menjadi Systemic Lupus Erythematosus.

Tulang belakang yang diserang, otomatis membuat mekanisme pertahanan diri (self defence mechanism). Pada orang yang normal, di setiap bagian ruas tulang belakang ada jarak yang memisahkan antar ruas. Dilapisi semacam spons yang berfungsi meredam segala getaran. Karena diserang, tulang belakang berusaha melindungi dan menumbuhkan tulang baru yang akhirnya menutup jarak antar ruas tersebut. Ruas tulang yang seharusnya ada jarak menjadi menyatu/menempel. Ketika ruas itu menyatu, timbul kekakuan. Lama-kelamaan, orang yang terkena jadi susah menengok ke kiri dan ke kanan. Atau menundukkan kepala ke atas atau ke bawah.

Proses penempelan tulang yang tidak semestinya itu menimbulkan peradangan. Karena ada radang, sistem otak otomatis memerintahkan tubuh melepaskan hormonprostaglandin. Hormon prostaglandin mengakibatkan rasa nyeri dan rasa panas pada bagian yang terkena. Untuk mengatasi rasa nyeri dan peradangan, dokter meresepkan obat pereda nyeri dan anti peradangan bernama Non Steroid Anti Inflammation Drugs (NSAID), yang biasa disebut painkiller.

Ketika sehat, si pria memiliki tinggi badan 183 cm dan rajin berolahraga bola basket.

Karena adanya penempelan di ruas tulang belakang, lama-lama tubuhnya jadi membungkuk. Berkurang menjadi 175 cm. Skoliosis juga membuat badannya agak miring ke kanan. Ia menjadi lemah seperti kakek-kakek. Jalan jadi susah. Nyeri setiap kali melangkah. Baru berjalan puluhan meter, rasanya tulang pangkal paha mau copot. Naik tangga merupakan siksaan yang sangat berat. Jika melihat tangga dan tidak ada jalan lain, seringkali ia berdoa memohon kasih karunia Allah, agar diberi kekuatan untuk sampai di lantai atas. Dan setelah sampai dilantai atas sekali lagi ia memohon anugerah Allah, supaya tetap bisa berdiri, melangkah dan tidak terjatuh. 

Seringkali ia melalui malam berkepanjangan tidak bisa tidur karena rasa nyeri di tubuh. Karena kurang tidur, tubuhnya tidak bisa meregenerasi sel dengan sempurna. Akibatnya penyakit menjadi tambah parah. Secara mental ia terpukul, karena dokter memvonis penyakit itu tidak bisa disembuhkan (ia juga sudah meriset di internet). Fisiknya menjadi terbatas. Banyak hal yang dulunya bisa dilakukan menjadi tidak bisa lagi.

Sudah banyak hamba Tuhan yang memiliki karunia kesembuhan dan karunia mujizat mendoakan. Ia percaya akan mujizat. Ia juga pernah mengalami mujizat ketika kakinya yang panjang sebelah, ketika didoakan beramai-ramai menjadi normal kembali. Ia juga mengalami mujizat ketika ada benjolan otot sebesar bola pingpong di tulang belakang bagian kiri menjadi kempes. Tapi khusus penyakit AS ini, mujizat itu belum terjadi pada dirinya.

Doa dan dukungan isteri, anak, saudara, keluarga, teman-teman kelompok sel dan sepelayanan membuat ia tetap kuat. Mukanya ceria dan penuh harapan. Tanpa didorong-dorong ia melakukan pekerjaannya dengan rajin dan tetap melayani Tuhan dengan penuh semangat.

Suatu hari ketika penyakitnya progress, dia tetap bekerja. Karena kelelahan, ia pulang dan jatuh tertidur. Si pria lupa minum painkiller. Tidak menyadari obatnya habis. Tengah malam dia terbangun. Otot-otot leher, punggung, pinggang yang kaku menarik begitu kuat. Rasa nyeri yang hebat sangat terasa di tulang belakang bagian bawah dan sekujur tubuhnya. Begitu hebatnya rasa nyeri itu, sehingga si pria ingin mati. 

Dalam kesakitan dan putus asa, ia berdoa supaya Tuhan mengambil nyawanya. Ditengah pergumulan melawan rasa nyeri, Firman Tuhan melintas dalam hatinya:


Doa dalam pergumulan

Untuk pemimpin biduan. Dengan permainan kecapi.
Menurut lagu: Yang kedelapan.
Mazmur Daud.

Ya TUHAN, janganlah menghukum aku dalam murka-Mu,
dan janganlah menghajar aku dalam kepanasan amarah-Mu.
Kasihanilah aku, TUHAN, sebab aku merana;
sembuhkanlah aku, TUHAN,
sebab tulang-tulangku gemetar,
dan jiwakupun sangat terkejut;
tetapi Engkau, TUHAN, berapa lama lagi?

Kembalilah pula, TUHAN,
luputkanlah jiwaku, selamatkanlah aku
oleh karena kasih setia-Mu.

Sebab di dalam maut tidaklah orang ingat kepada-Mu;
siapakah yang akan bersyukur kepada-Mu
di dalam dunia orang mati?

Lesu aku karena mengeluh;
setiap malam aku menggenangi tempat tidurku,
dengan air mataku aku membanjiri ranjangku.

Mataku mengidap karena sakit hati,
rabun karena semua lawanku.

Menjauhlah dari padaku,
kamu sekalian yang melakukan kejahatan,
sebab TUHAN telah mendengar tangisku;

TUHAN telah mendengar permohonanku,
TUHAN menerima doaku.

Semua musuhku mendapat malu dan sangat terkejut;
mereka mundur
dan mendapat malu dalam sekejap mata.

(Mazmur 6:1-10)


Dan Tuhan menjawab doanya. Tapi Puji Tuhan ! Bukan dijawab dengan kematian. Melainkan gambaran tentang kematian orang-orang yang tidak mengenal atau dengan kehendak bebas menolak Tuhan. Kematian yang kedua (Wahyu 2:11; 20:6; 20:14; 21:8). Gambaran lautan api neraka. Lautan belerang. Bau hangus daging terbakar. Bau busuk. Bau anyir menembus hidung. Melewati kerongkongan dan masuk ke lambung. Mengaduk-aduk isi lambung. Saking anyirnya membuat orang normal mau muntah. Telinga batinnya mendengar ratap tangis penderitaan. Gemertak gigi yang menahan sakit.

Dan campakkanlah hamba yang tidak berguna itu ke dalam kegelapan yang paling gelap. Di sanalah akan terdapat ratap dan kertak gigi." (Matius 25:30)


Sang pria sadar, ia belum siap pulang. Penderitaan saat ini tidak ada artinya dibandingkan penderitaan di kekekalan tanpa Allah. Banyak hal yang menjadi tugas dan tanggungjawabnya di bumi belum selesai. Firman Tuhan ini melintas dalam pikirannya ketika ia sadar.

Jika Aku memberitahukan bahwa seorang penjahat akan mati, tetapi engkau tidak memperingatkan dia supaya ia mengubah kelakuannya sehingga ia selamat, maka ia akan mati masih sebagai seorang berdosa, dan tanggung jawab atas kematiannya akan dituntut daripadamu.

Jika engkau memperingatkan orang jahat itu dan ia tak mau berhenti berbuat jahat, dia akan mati sebagai orang berdosa, tetapi engkau sendiri akan selamat.

Kalau seorang yang baik mulai berbuat dosa, dan dia Kuhadapkan dengan bahaya, maka ia akan mati apabila engkau tidak memperingatkannya. Ia akan mati karena dosa-dosanya, dan perbuatan-perbuatannya yang baik tidak akan Kuingat. Tetapi tanggung jawab atas kematiannya itu akan Kutuntut daripadamu.

Jika orang yang baik itu kauperingatkan supaya jangan berbuat dosa, dan ia menurut nasihatmu, maka dia tidak akan Kuhukum dan engkau akan selamat."

(Yehezkiel 3:18-21; BIS)


And the life goes on. Sampai sekarang, walaupun rasa nyeri datang dan pergi, pria itu hidup dengan penuh semangat. Lebih daripada sebelumnya.


Dan janganlah melupakan nasihat Allah ini, yang diberikan kepadamu sebagai anak-anak-Nya: "Anak-Ku, perhatikanlah baik-baik ajaran Tuhan, dan janganlah berkecil hati kalau Ia memarahimu. Sebab Tuhan menghajar setiap orang yang dikasihi-Nya, dan Ia mencambuk setiap orang yang diakui-Nya sebagai anak-Nya." Hendaklah kalian menerima cambukan dari Allah sebagai suatu hajaran dari seorang bapak. Sebab apakah pernah seorang anak tidak dihukum oleh bapaknya? Kalau kalian tidak turut dihukum seperti semua anaknya yang lain ini berarti kalian bukan anak sah, melainkan anak yang tidak sah. (Ibrani 12:5 -8; BIS)



Ada gairah hidup yang menyala dari dasar hatinya. Rasa syukur yang besar selalu menyertai. Jika sembuh, puji Tuhan. Jika tak sembuh, tetap Puji Tuhan. Satu-satunya hal yang sangat diinginkan dalam hidupnya hanyalah melakukan kehendak Allah. Yaitu menjadi semakin serupa dengan Yesus Kristus.

Mereka yang telah dipilih oleh Allah, telah juga ditentukan dari semula untuk menjadi serupa dengan Anak-Nya, yaitu Yesus Kristus. Dengan demikian Anak itu menjadi yang pertama di antara banyak saudara-saudara. (Roma 8:29)

Jikalau kita hanya dalam hidup ini saja menaruh pengharapan pada Kristus, maka kita adalah orang-orang yang paling malang dari segala manusia. (1Korintus 15:19)

Ia memberikan energi dan nilai tambah pada setiap orang yang ditemuinya. Banyak konsep buku yang sudah di taruh Tuhan di dalam hatinya. Jika Tuhan menghendaki dan memberi kesempatan, semua konsep itu akan ditulisnya. Supaya bisa menjangkau lebih banyak orang di seluruh Indonesia, dan seluruh dunia tanpa ia harus hadir. Setiap bangun tidur, di tengah rasa kaku dalam tubuh ia selalu bersyukur dan berdoa. Supaya Tuhan memakai dirinya dengan luar biasa sehingga memuliakan nama Tuhan dalam hidupnya.

Tuhan tidak lalai menepati janji-Nya, sekalipun ada orang yang menganggapnya sebagai kelalaian, tetapi Ia sabar terhadap kamu, karena Ia menghendaki supaya jangan ada yang binasa, melainkan supaya semua orang berbalik dan bertobat. (2 Petrus 3:9)

Saya tahu persis kisah pria nekad yang ingin mati di atas. Jika Anda ingin tahu siapa pria itu, bacalah bagian About Me.

About Stephanus Tedy

About Stephanus Tedy

Visitor Counter

Copyright © 2004-2024