Wednesday

Puisi Saran Buat Presiden Indonesia Tercinta Bapak Jokowi Di Kala Wabah Corona

(ANTARA FOTO/HAFIDZ MUBARAK A)


Wahai Presiden kita tercinta,
Jangan bingung dan terpana.
Pakailah logika dan selalu teliti data.
Inilah hikmat dari Yang Kuasa.

Kami hanya ingin asa 
dan solusi nyata di tengah wabah corona yang mendunia.
Bicara dan bertindaklah berdasarkan data, fakta dan realita.
Bukan hanya karena prasangka, 

ingin menenangkan 
dan mulut beretorika.

Perut rakyat sudah merana dan mulut menganga tanpa kata.
Sendiri dan anak-anak mau makan apa.
Boro-boro mau kerja dan sekolah dari rumah.

Pakailah logika dan selalu teliti fakta.

Bandingkan data kematian sekarang dan rata-rata tahun-tahun sebelumnya.
Sebelumnya nyawa manusia tiap hari melayang oleh berbagai karena,
bukan hanya oleh virus corona.

Jangan termakan oleh media yang cuma cari berita dan oplah.

Apakah rata-rata jumlah total kematian di periode yang sama selama sepuluh tahun terakhir lebih kecil dibandingkan sekarang?

Pakailah logika. 

Siapa yang paling diuntungkan dari Coronanisasi peristiwa ?

Dalam sejarah dunia dari zaman purbakala, 
dimanapun negara dan pemerintah sebagai pengelola 
menerima pajak dari rakyatnya, 
bukan sebaliknya.

Negara dan para pemimpin di seluruh dunia pasti mati gaya, 
jika tanpa pemasukan pajak 
harus kasih makan rakyat jelata 
walau cuma beberapa bulan sahaja.

Hutang negara akan membahana 
dan tujuh turunan tak bisa menebusnya.
Apakah mau menggadaikan negara tercinta 
oleh karena cuma corona ?
Bukankan tidak menutup kemungkinan kelak 
masih ada mutasi corona atau virus lain yang tidak diketahui kita semua ?

Apalagi para pengusaha; 
tanpa penjualan dan income 
mana mungkin bayar gaji dan THR pegawainya.
Memangnya bayar pakai retorika?


Salah satu kebodohan terbesar di dunia adalah 

berhutang selamanya untuk bayar gaji yang sementara.
Semua negara didunia digadaikan pun akan percuma.
Inilah akibat keserakahan manusia yang merusak tatanan alam dan ulah elit dunia.

Pakailah akal sehat dan logika wahai para pemuka.

Jalan di depan kita masih sangat panjang, 
tidak rata 
dan tak bisa terencana.

Siapa yang dapat meramalkannya 

kecuali oleh niat jahat para pelaku 
yang memang merencanakan sebelumnya?

Bertobatlah 
dan lakukan aktivitas ekonomi seluruhnya seperti biasa.
Aktivitas ekonomi dan produksi aktif semuanya 
tapi dengan prinsip jaga keselamatan diri dan sesama.

Jadi semua bisa makan, 
tanpa mengakibatkan huru-hara 
apalagi malapetaka.

Semua pakai sarung tangan pelindung jari 
dan masker melindungi hidung, mulut 
dan google pelindung mata.

Salam gaya Tionghoa 
paling aman sedunia.

Gunakan jarak tertata.


Jika rakyat membantah karena tak punya 
dikasih alatnya.

Sebarkan informasi jaga diri dan sesama dengan gaya propaganda.

Jika sudah dikasih tahu masih keras kepala: 
1. didenda, 
2. rotan bagi yang muda dan 
3. penjara berbicara.

Jika korupsi bansos hukuman mati 

dan organ tubuhnya disumbangkan buat orang yang lebih memerlukannya.

Sebarkan informasi jaga diri dan sesama dengan gaya propaganda.

Lakukan aktivitas yang produktif dan personal safety sampai vaksin tersedia.

Hindari kegiatan tak berguna dan hura-hura.

Sebarkan informasi jaga diri dan sesama dengan gaya propaganda.

Semoga Tuhan Yang Maha Esa mengampuni kita semua 
dan melimpahi kasih karunia-Nya.

Jayalah Indonesia.

Amin. 
Amin. 
Amin.

Stephanus Tedy Rozali
Penyair dadakan karena kebijakan Work From Home dari Pemerintah

Note:
media: bad news is good news; 
fear news is gold; 
war is platinum 
and war againts unseen / pandemi is diamond.




Premis dasar:

  • Pakai logika dan akal sehat (perilaku ini sudah terbukti dalam sejarah sudah sangat banyak menyelamatkan umat manusia sejak zaman purbakala sampai sekarang);
  • Pihak yang dikarantina adalah yang sakit bukan yang sehat (perilaku yang pakai akal sehat).
  • Pihak yang dikarantina adalah yang sehat dan yang sakit melalui PSBB dan Lock-Down (perilaku kebingungan dan ketakutan).
  • Jika terapkan Lockdown dan PSBB, dampak ekonomi, sosial dan psikologis akan semakin membolasalju. 
  • Jika semua dikarantina, berapa besar dana yang harus dikeluarkan dan apakah pemerintah sanggup menalangi tanpa meminjam dari pihak lain?
  • Jika arus ekonomi nasional berhenti, mayoritas negara akan jatuh tenggelam dalam hutang dan digadaikan (diambil alih oleh pihak asing yang memberi pinjaman).
  • Worst case scenario: Asumsikan jumlah pasien positif corona di Indonesia membengkak menjadi 1 juta, yaitu 0,37% dari total penduduk. Masak harus mengorbankan yang 99,63% dengan berhutang kepada donatur dan menggadaikan Indonesia hanya mengikuti rasa takut dan kebingungan kita?
  • Remember, People will die anyway, with or without corona and other disease that would be arise in the future.





Tuesday

ALL ABOUT FAMILY BUSINESS (#5): 5 DIMENSI INTERNAL PERUSAHAAN




5 Dimensi Internal Perusahaan





Analisa 5 dimensi internal perusahaan adalah analisa untuk memahami dasar untuk membangun organisasi. Sangat berguna khususnya dalam memfokuskan upaya ke area mana nilai-nilai keluarga diyakini memiliki pengaruh; terutama dalam praktik aktivitas bisnis keluarga sehari-hari.

Kelima dimensi itu adalah:

1.    Relasi / Jaringan Kerja (Networking). Proses pembagian informasi yang mendalam dan mengembangkan hubungan yang kuat baik di dalam keluarga dan sistem lingkungan bisnis/industri.
Perusahaan keluarga yang sukses akan berhasil dalam mengembangkan jaringan bisnis dan akan menjadikan jaringan ini sebagai basis interaksi dengan dunia luar. Jaringan ke luar perusahaan ini biasanya dipelihara dan berhubungan langsung dengan kepentingan perusahaan. Jika hubungan sangat baik, seringkali informasi akan diperoleh lebih dulu dan mendapatkan delivery lebih awal. Jaringan yang tidak berjalan baik biasanya dihentikan dan diganti dengan relasi pihak lain yang lebih baik.
Kadangkala ada yang membuat jaringan  bukan berdasarkan strategi bisnis tertentu melainkan berdasarkan kesamaan geografis atau kesamaan iman atau nilai-nilai. Contohnya di Indonesia pengusaha dari Sumatera Utara/Medan cenderung untuk membentuk jaringan bisnis yang cukup kuat karena memiliki nilai-nilai, asal daerah, budaya dan bahasa yang hampir sama. Dalam prosesnya, komunikasi yang saling terbuka akan menimbulkan kepercayaan. Dapat dipercaya (trust) dalam bisnis menjadi nama baik (goodwill) dan merupakan salah satu keunggulan bersaing dari perusahaan keluarga ketika berkiprah dalam industri.  Tidak jarang komunikasi yang sudah berjalan dengan sangat baik akan diturunkan ke pimpinan perusahaan generasi berikutnya.
2.   Penyesuaian Tujuan (Goal alignment). Penyesuaian antara tujuan pribadi dan tujuan kelompok. Sebagai anggota keluarga, bekerja dengan perusahaan keluarga sendiri memiliki keuntungan yaitu kemampuan mengendalikan nasib sendiri. Anggota keluarga yang berkarir dalam perusahaan akan merasa ada ikatan batin yang membuat mereka mempunyai rasa memiliki (ownersip) yang lebih tinggi. Hal ini dapat berakibat juga kepada karyawan lain yang bukan anggota keluarga yang bekerja bersama-sama akan ikut terpengaruh dan mungkin juga mengikuti komitmen dan mengidentifikasikan diri dengan teladan langsung ini.  
Struktur organisasi yang fleksibel memudahkan akses karyawan ke senior manajemen dan pendiri / pemilik perusahaan yang pada gilirannya akan merasakan perasaan terkoneksi, merasa bagian dari keluarga besar dan tujuan yang sama.
3.   Kendali (Control). Identifikasi seberapa besar kekuasaan dan pengaruh yang ada dan terhadap perusahaan, dewan direktur dan para pemegang saham. Perumpamaan “Like Father, Like Son” dan “Air cucuran atap akan jatuh ke pelimbahan juga” tetap berlaku dalam segala bentuknya dalam perusahaan keluarga. Kebiasaan para pendiri sebelumnya akan menentukan dan mempengaruhi gaya kendali yang terjadi berikutnya.
Bisnis keluarga sering menghadapi ujian dalam pembuatan keputusan untuk menentukan siapa yang memegang keseimbangan antara kendali dan tangungjawab. Dapat dipegang oleh Pimpinan Tertinggi / Manajemen; atau Dewan Direktur; atau Wakil Pemegang Saham Mayoritas; atau kombinasi ketiganya. Setiap jenis dan kombinasi pemegang keseimbangan kendali dan tanggungjawab ini memiliki keunggulan dan kelemahan masing-masing.
Jika semua kendali dipegang Pimpinan tertinggi, maka konflik kepentingan pasti akan terjadi. Ingat kasus suap putera mahkota konglomerat Korea Selatan (chaebol) Samsung (Lee Jae-yong) yang terjadi baru-baru ini. [1]
Jika kendali diwakili oleh wakil pemegang saham mayoritas tetapi ia sendiri adalah pribadi yang dominan dari pihak keluarga, maka keputusan akan lebih mengarah kepada ambisi dan motivasi pribadi dibandingkan kepentingan para pemegang saham keseluruhan. Ingat kasus skandal seks dan korupsi yang menimpa Volkswagen tahun 2006-2007. [2]
Selain itu godaan lain  dalam kendali adalah ketika menentukan siapa yang akan masuk ke dalam senior manajemen angkatan berikutnya. Di Asia karena pola patrilinial, ada kebiasaan mengangkat anak laki-laki tertua menjadi senior manajemen padahal belum tentu ia mampu dan pantas (The Incompetent Son). Mungkin saja adiknya yang lebih kapabel. Tapi ia toh anak tertua.
Isu lain adalah nepotisme, yaitu mengangkat anggota keluarga masuk posisi senior karena ia semata-mata adalah anggota keluarga, bukan berdasarkan profesionalisme yaitu karakter, kemampuan, kesesuaian visi pribadi dengan visi perusahaan dan performance. Nepotisme akan memancing persaingan tidak sehat dan permusuhan antar anggota keluarga yang merasa dirinya berhak akan posisi senior sehingga akan timbul permainan politik yang dapat membahayakan nasib perusahaan dan memberikan citra buruk kepada masyarakat.
Ada sisi baik juga jika sudah menentukan siapa yang akan menjadi pimpinan penerus. Anak atau beberapa anak yang direncanakan akan menjadi penerus dari usia muda sudah diajak breakfast, makan malam, outing (keluar dan memeriksa pesaing langsung di lapangan), perjalanan bisnis, family gathering, bekerja setelah pulang sekolah dan magang. Semua kegiatan calon penerus adalah membicarakan, melakukan dan diarahkan oleh mentornya ke dalam bisnis keluarga. Dari aktivitas langsung ini akan terlihat apakah anak tersebut benar-benar pantas menjadi penerus. Taipan Indonesia DR. Mochtar Riady sudah mengaplikasikan metode ini kepada James Riady ketika James (yang bukan anak tertua ) saat itu masih berusia sangat muda.
4.   Jangka Waktu (Time Frame). Komitmen jangka panjang terhadap investasi yang sudah dilakukan oleh bisnis keluarga dan strategi bisnisnya. Disinilah terjadi perbedaan cukup jelas antara perusahaan keluarga dan perusahaan yang seluruhnya dimiliki publik. Perusahaan keluarga cenderung lebih beriorientasi jangka panjang. Pimpinan berpikir dalam skala generasi sehingga berpikir lebih jangka panjang dalam perencanaan dan membuat keputusan.
Seorang CEO di perusahaan publik yang menghadapi masa sulit tidak segan-segan mem-PHK banyak karyawan jika tindakan itu memang akan membuat harga saham melonjak dalam jangka pendek dan membuat pemegang saham senang. Tetapi pimpinan perusahaan keluarga lebih banyak timbang rasa untuk memecat karyawan apalagi jika karyawan itu sudah bergabung dengan setia sejak perusahaan mulai beroperasi.
Perusahaan keluarga di Asia melihat siklus pertumbuhan ekonomi cenderung dalam jangka panjang. Sehingga tidak terlalu terpengaruh oleh gejolak naik-turun harga saham perusahaan di pasar modal. Mereka berjalan di jalur median. Tidak sukses luar biasa di masa boom tapi tidak mati di masa sulit. Itulah sebabnya banyak perusahaan publik di Amerika dan Eropa yang berorientasi jangka pendek (3-4 tahun) dalam siklus pertumbuhan ekonomi dan belum mendapat profit/merugi, diambilalih oleh perusahaan keluarga Asia yang lebih berorientas jangka panjang (5-15 tahun). Tendensi jangka panjang ini akan membuat hubungan yang lebih baik dengan supplier, marketing channel dan menciptakan skala ekonomis dan kemakmuran dalam jangka panjang.
Tetapi fokus jangka panjang ada kelemahan juga yaitu menjadi agak lambat (lack of urgency), fokus pada kepemimpinan paternalistik atau otokratik khususnya jika pimpinan puncak memang dominan dan independen.
5.    Struktur Organisasi (Organizing Structure). Menggunakan kedua jenis kontrol (baik dan fleksibel) untuk mendukung filosofi bisnis keluarga sehingga dapat diaplikasikan dengan jelas dan mantap.
Dasar struktur organisasi perusahaan keluarga berawal dari saling percaya dan saling mendukung. Itulah sebabnya, pada masa-masa awal, pembagian tanggungjawab ditentukan menurut kondisi dan situasi yang terjadi di lapangan; bukan ditentukan sebelumnya. Sifatnya informal dan membaur.  Tetapi struktur organisasi ini hanya berfungsi efektif jika kapabilitas masing-masing individu cukup tinggi. Job descriptions menjadi tumpang tindih. Kelemahannya jika ada kesalahan, sulit menentukan siapa yang harus bertanggungjawab.
Kadangkala jika anggota keluarga banyak dan semuanya aktif, yang menjadi CEO dapat dilakukan bergantian, misalnya setiap 3 tahun. Sehingga dapat menimbulkan masalah loyalty bagi para karyawan di bawah mereka. Apalagi jika mereka memberikan arahan yang berbeda satu sama lainnya. 
Keputusan seringkali dibuat di meja makan dan bukan dalam meja meeting resmi. Jika masalah ini terus-menerus terjadi, akan memimbulkan konflik antar anggota keluarga, sehingga pekerjaan menjadi kurang fokus dan energi yang seharusnya untuk hal-hal produktif dipakai untuk menyelesaikan konflik.
Solusinya adalah mengundang konsultan dari luar untuk membantu membenahi struktur organisasi dan job descriptions. Konsultan dari luar akan memberikan pandangan dan arahan yang lebih obyektif bagi anggota keluarga yang terlibat sehingga diharapkan konflik yang berkaitan dengan pembagian tanggungjawab pekerjaan dapat dikurangi atau ditiadakan.



Monday

4 Langkah Meningkatkan Sogomi Anda




Sogomi (Leadership Presence):
4 Langkah Meningkatkan Sogomi Anda
Bayangkan situasi berikut: Antonius Junaidi adalah seorang Kepala Divisi Marketing yang sukses memimpin bawahannya melampaui target yang sudah ditetapkan CEO. Karena berhasil, CEO memberikan suatu proyek khusus yang menuntut ia bekerjasama dengan lima kepala divisi yang lain. Dengan menerapkan prinsip sogomi yang dijelaskan dalam artikel sebelumnya dan gaya kepemimpinan yang sama ketika menangani bawahannya, ia mulai membagikan visinya. Tetapi Anton menghadapi keengganan tersembunyi dari beberapa Kepala Divisi lain. Bahkan ada penolakan terang-terangan dari Kepala Divisi Finance. Penjelasan Kepala Divisi Finance yang sangat logis dan masuk akal bahkan mempengaruhi Kepala Divisi lainnya sehingga mereka dengan bahasa dan kalimat yang sama membuat kesepakatan untuk tidak mendukung proyek khusus itu. Setelah pertemuan, secara pribadi, Kepala Divisi Finance menyatakan bahwa ia suka dengan cara Anton membawa diri tetapi tidak suka dengan caranya yang langsung membagikan visi tanpa mendiskusikan lebih dahulu plus-minus idenya dari sisi Divisi Finance.

Dengan gaya kepemimpinan yang tidak fleksibel, yaitu gaya yang sama dengan memimpin bawahan sebelumnya; dalam kasus ini; Antonius membuat kesalahan; sehingga dia kekurangan pengaruh. Di divisi apapun Anda berada dan bisnis atau industri apapun yang Anda tekuni, kekurangan pengaruh mengakibatkan Anda tidak dapat memimpin.

Seandainya Anda adalah Antonius, Anda harus menyelesaikan pekerjaan dan proyek khusus ini, apapun hambatan atau masalah yang dihadapi. CEO Anda sudah sangat yakin dengan Anda dan terlanjur menjanjikan di depan Board of Directors (BOD) bahwa proyek khusus ini akan berhasil. Jika Anda gagal, maka CEO Anda gagal. Jika CEO Anda dipermalukan dan kehilangan muka di depan BOD, maka bisa jadi Anda yang kena akibatnya. Tinggal pilih; didemosi ke posisi yang tidak ada masa depan atau  menambah 1 angka penganggur di negeri ini.

Jadi Anda sudah ditugaskan menjadi pemimpin proyek khusus. Anda sudah berhasil mengembangkan sogomi. Tetapi untuk proyek khusus ini, level sogomi Anda tidak mencukupi. Anda harus meningkatkan sogomi sampai level dimana Anda hampir tidak dapat ditolak.

Sebagai pemimpin, Anda harus memenangkan hati, pikiran dan komitmen dari seluruh Kepala Divisi jika Anda ingin proyek khusus ini berhasil. Berikut adalah 4 langkah untuk membangun relasi, memperbaiki komunikasi dan meningkatkan sogomi Anda:
1.      Libatkan semua Pemimpin dan Orang Kunci /Stakeholder dalam proyek Anda.
Setiap eksekutif dimanapun pasti akan sibuk. Tetapi jangan cuma asal sibuk. Pekerjaan pasti tidak akan ada habisnya. Inilah fakta yang ironis. Bahkan jika Anda bekerja begitu keras sampai Anda lalai menjaga kesehatan, kurang istirahat sehingga terkena sakit lever dan kemudian meninggal kecapekan, pekerjaan masih tetap ada. Setelah mengucapkan belasungkawa dan memberikan pesangon sesuai jabatan Anda, perusahaan akan mulai mempekerjakan orang lain untuk meneruskan pekerjaan yang dulu Anda lakukan.
Anda mungkin berpikir: Apa gunanya berhenti sebentar? Bukankah ini hanya menghabiskan waktu Anda yang terbatas ?

Dengarlah sahabat.... Inilah waktu Anda untuk mengasah gergaji atau menajamkan kapak eksekusi Anda.

Berkomunikasilah dengan para stakeholder.

Siapakah stakeholder Anda? Stakeholder adalah sekelompok orang/organisasi/ lembaga/pemerintah yang memiliki pengaruh yang mampu membantu atau menggagalkan proyek khusus Anda. Berkomunikasilah dengan mereka. Jelaskan rencana Anda. Mintalah input. Mintalah persetujuan. Mintalah dukungan mereka. Jangan coba-coba memulai proyek Anda jika belum mendapat persetujuan.

Inilah fakta yang unik: Ketika Anda mengurangi kecepatan dan berhenti sebentar serta menyelaraskan langkah Anda dengan rekan-rekan sejawat dan para stakeholder; dengan tulus meminta dukungan mereka dan beberapa sudut pandang yang mungkin terlewatkan oleh Anda; orang-orang ini (yang mungkin dalam hati iri atau tidak suka dengan Anda) akan mulai menjadi percaya serta menjadi  koalisi yang akan membantu Anda dalam prosesnya. Mereka tidak akan memperlambat atau bahkan menggagalkan proyek khusus Anda. Dengan kata lain, Anda menciptakan pengaruh. Anda meningkatkan sogomi Anda. [Ingatlah kasus maha-mega-proyek kota mandiri di Cikarang yang menjadi kontroversi serta berita hangat akhir-akhir ini. Ini semua sebenarnya bisa dicegah jika penggagas sedikit bersabar dan melakukan lobi dulu serta memastikan semua izin sudah keluar sebelum mega-proyek besar-besaran diluncurkan].  
2.     Baca dan Jawablah semua e-mail/SMS/Whats App yang berkaitan dengan proyek Anda.
Saya paham. Anda mungkin dibanjiri pesan melalui e-mail/SMS/Whats App  setiap hari, sehingga untuk membaca semuanya, Anda harus menghabiskan waktu 1 sampai 2 jam. Bahkan lebih. Idenya bukanlah menambah beban dan kesibukan Anda, tetapi meningkatkan kualitas komunikasi Anda dengan stakeholder. Inilah yang dapat Anda lakukan. Sediakan waktu 15 menit; 2 atau 3 kali sehari untuk me-review dan mengidentifikasikan pesan mana yang harus dijawab. Jika Anda memiliki asisten atau sekretaris, delegasikan kepada mereka. Respon Anda mungkin dapat berupa pesan singkat:

Ya. Sudah dapat pesan Anda. Akan di-review Kamis sore. Jika ingin lebih cepat dan memang sangat diperlukan, dapat menghubungi saya langsung di no HP: xxx-xxx-xxxx.  Terima kasih.

Total waktu yang diperlukan untuk menjawab hanya 30 detik. Anda sudah menunjukkan kepada mereka bahwa Anda peduli dan siap sedia tanpa perlu menulis pesan lanjutan. Hasilnya? Ketika orang merasa didengar dan diperhatikan, mereka akan cenderung lebih mudah untuk mendengarkan Anda; mempertimbangkan dan mendukung ide Anda, dan memberikan dukungan untuk inisiatif Anda. Bukankah ini merupakan pengaruh dan sogomi yang meningkat?

3.     Dengarkan sudut pandang orang lain.
Sebagai inisiator dan penggagas, Anda sudah tahu bagaimana pikiran dan perasaan Anda tentang produk baru, ide baru atau proyek baru tersebut. Cobalah melihat dari sudut pandang orang lain. Misalkan Anda Kepala Divisi Research and Development, tanyakan kepada Kepala Divisi Marketing bagaimana ide baru atau produk baru ini menurut pandangan mereka. Apakah produk ini menciptakan kesempatan dan peluang baru? Apakah malah menimbulkan banyak komplain customer yang akhirnya akan memancing konflik antar divisi dan menghabiskan sumber daya perusahaan? Pengalaman Divisi Marketing dalam berhadapan dengan customer akan memperkaya dan membuat ide Anda lebih matang dan siap. Dengarkan pihak lain. Beristirahatlah sejenak untuk memikirkan dan merenungkan sudut pandang yang berbeda. Tindakan ini akan menciptakan aliansi lebih kuat dan kerjasama yang lebih mendukung. Keputusan yang dihasilkan akan lebih baik. Pengaruh yang lebih kuat serta dampak yang lebih luas dan lama. Sogomi Anda meningkat.

4.     Berikan perhatian penuh.

Ketika seseorang datang ke kantor Anda atau menelepon Anda; berhentilah dari pekerjaan yang Anda lakukan. Berilah perhatian penuh tanpa terbagi kepadanya. Jangan tergoda melirik layar komputer atau gadget yang ada di samping Anda. Percayalah, dalam komunikasi efektif, Anda tidak dapat mengecoh orang lain dengan perilaku multi-tasking Anda. Matikan dahulu gadget Anda atau singkirkan dari hadapan Anda. Jangan sampai bunyi ping atau getaran gadget mengganggu komunikasi Anda berdua. Pandanglah mukanya dengan serius / pandangan bisnis (membayangkan segitiga imaginer di tengah dahi, mata kiri dan mata kanan). Dengarkan dengan penuh perhatian tanpa komentar sampai tiba giliran Anda untuk mengklarifikasi dengan pertanyaan atau memberikan pendapat. Anda akan takjub betapa efektifnya percakapan yang dilangsungkan dengan cara seperti ini. Hubungan Anda akan menjadi sangat kuat. Komunikasi yang luar biasa baik di antara dua orang akan berlanjut dengan meningkatnya kredibilitas dan pengaruh yang jauh lebih besar. Sogomi Anda meningkat pesat.


Tuesday

SOGOMI - Hadirnya Seorang Pemimpin dalam Organisasi yang Membuat Perbedaan



Sogomi (Leadership Presence)
Hadirnya seorang Pemimpin dalam organisasi yang membuat perbedaan

Keberhasilan atau kegagalan suatu organisasi ditentukan oleh para pemimpinnya. Pernyataan klasik ini mungkin sering Anda dengar atau baca. Seorang pemimpin bisa pria atau wanita. Bisa bertubuh tinggi atau pendek. Bisa kurus atau agak gemuk[1]. Bisa berbagai warna kulit. Tetapi kehadiran mereka akan membuat perbedaan. Tugas dan pekerjaan dapat diselesaikan. Deadline akan dipenuhi. Itulah sebabnya ada pengawas dalam setiap pabrik, kantor cabang, supermarket atau organisasi yang memerlukan respon segera (quick response). Bahkan sejak 2600 tahun Sebelum Masehi, para Firaun menempatkan para para mandor untuk mengatur dan mengawasi para budak membangun piramida-piramida di Mesir.  Anda sendiri mungkin pernah mengalami bagaimana dalam kondisi lalulintas yang macet dan saling serobot, seorang Polantas akan membuat lalulintas dapat berjalan normal kembali.

Kehadiran seorang pemimpin (Leadership Presence) bisa dilihat dan dirasakan dalam organisasi. Perhatikan bagaimana dalam suatu ruangan yang kacau dan gaduh ketika seorang pemimpin atau tokoh yang berotoritas masuk ke dalam ruangan. Ruangan langsung senyap dan sikap kembali normal. Orang Jepang memiliki istilah yang keren untuk kehadiran seorang pemimpin: Sogomi. Jika seorang pemimpin hadir (apapun bahasa dan kebangsaannya), Anda akan segera mengetahuinya. Dia menguasai ruangan.

Sebagai seorang pemimpin atau calon pemimpin, menjadi tugas Anda untuk membuat tingkat sogomi Anda meningkat dan semakin luas pengaruhnya. Mulai dari one on one. Satu ruangan. Satu lantai. Satu gedung. Satu organisasi. Antar organisasi. Suatu area. Suatu kota, Dan seterusnya.

Semakin tinggi level sogomi Anda, semakin mudah dan singkat tugas-tugas dapat diselesaikan. Semakin rendah level sogomi Anda, semakin keras usaha yang harus Anda lakukan dan semakin lama waktu yang diperlukan.

Ya, sesederhana itu.

Nah, bagaimana cara mengembangkan sogomi Anda?

Ada 2 bagian yang dapat Anda kembangkan. Bagian luar (apa yang dilihat dan dirasakan orang lain) dan bagian dalam (dampak yang Anda timbulkan terhadap orang lain yaitu isi kepala, sikap dan hati) Anda. Bagian luar berkaitan dengan penampilan fisik dan pakaian yang Anda. Bagian dalam menunjukkan sikap, pengetahuan, intelegensi dan penguasaan (mastery) Anda.
1. Berpakaianlah yang pantas dan profesional (Dressing well).
Seorang Polantas yang hanya mengenakan singlet, celana pendek dan sandal jepit. Apakah Anda percaya bahwa ia Polantas? [Polantas... jelas tidak; Pak Ogah..ya].

Seorang dokter yang melayani pasien dengan celana jeans belel, sepatu jingle berantai, kaos hitam bergambar lidah menjulur keluar dan tubuh bau rokok; apakah Anda percaya dan mau makan obat yang diresepkannya?
Cara berpakaian menunjukkan diri Anda. Itulah image yang muncul dalam pikiran orang yang berinteraksi dengan Anda. Semakin baik Anda berpakaian, semakin tinggi tingkat sogomi Anda. Semakin tidak peduli Anda dengan cara berpakaian, semakin rendah sogomi Anda.

Bertahun-tahun yang lalu seorang konglomerat di bumi pertiwi mau bertemu Presiden. Karena merasa kenal dan dekat dengan Presiden, ybs hanya memakai kaus, celana pendek dan sandal. Bagaimana reaksi Paspamres? Dia dibentak-bentak dan disuruh pulang.

Pernah suatu kali saya datang ke perusahaan klien. Perusahaan ini memiliki dress code formal bagi karyawan administrasi dan semi formal / semi casual bagi para sales. Jadi saya mengenakan pakaian rapih (business formal); jas navy blue dan ikat pinggang hitam serta sepatu oxford hitam disemir mengkilap; arloji dan pena yang bagus. Setelah mengkonfirmasi dengan sekretaris, Satpam langsung mengantarkan saya lewat lift khusus ke pimpinan yang mau ditemui. Proposal disetujui.

Pertemuan minggu berikutnya adalah hari Jum’at siang. Karena merasa sudah diterima, dan hari sangat panas, saya datang kembali berpakaian semi-casual. Kemeja earth tone kotak-kotak lengan panjang dari linen. Celana dark blue jeans. Ikat pinggang marun dan Sepatu oxford full brogues warna oxblood. Arloji sport. Tanpa blazer. Tetap rapih, sebenarnya. Tapi anehnya Satpam yang berbeda meminta KTP dan mewajibkan memakai badge tamu serta meminta saya menunggu hampir 25 menit untuk bertemu pimpinan perusahaan. Jika saya tidak menelepon langsung ke pimpinan, mungkin saya akan menunggu lebih lama lagi. Pengalaman buruk ini menyadarkan saya akan pentingnya dressing well sesuai kondisi dan budaya perusahaan klien yang bersangkutan.

Berpakaian rapih dan pantas lebih mungkin untuk membuat lawan bicara menjadi lebih percaya dengan Anda. Ucapan dan saran Anda diterima. Pengaruh yang Anda miliki terbang tinggi. Waktu tunggu lebih singkat. Didahulukan di restoran. Dapat meja dan posisi duduk yang lebih baik. Antrian menjadi lebih pendek (bahkan kadangkala Anda diminta melompat antrian). Dilayani dengan lebih baik dan sopan. Diperlakukan sebagai layaknya seorang VIP.
2.   Sikap tubuh yang mantab.
Sikap tubuh menunjukkan tingkat kepercayaan diri yang Anda miliki. Jika Anda sudah memakai pakaian yang pantas tetapi sikap duduk Anda sembarangan/ mengglesor; Anda kelihatan sedang berpura-pura (fake). Sogomi Anda akan segera merosot.

Berjalanlah dengan langkah mantap. Tidak terlalu cepat, tidak terlalu lambat. Tangan mengayun disamping tubuh (jangan memasukkan tangan ke dalam kantung celana ketika berjalan). Wajah tegak. Pandangan mata lurus ke depan. Jika berdiri, jangan menyandarkan diri. Usahakan posisi tubuh tegak dengan kaki setengah terbuka (laki-laki) atau kaki agak tertutup (wanita).
3.   Tunjukkan sikap dan perilaku (manners and behavior) yang sopan dan sesuai.
Tersenyumlah kepada orang yang Anda temui. Perlakukan orang lain dengan sopan dan hormat. Selalu ucapkan terima kasih jika orang lain sudah melakukan sesuatu buat Anda; bahkan terhadap Office boy yang membawakan Anda minuman atau kepada Satpam yang membukakan pintu atau lift buat Anda.

Lakukan kontak mata kepada orang yang Anda temui dan ajak bicara. Jika sedang berbicara kepada beberapa orang (one to many), lakukan kontak mata singkat kepada semua orang yang hadir. Kontak mata mampu membuat orang lain terikat secara emosional dengan topik yang Anda bicarakan. Kontak mata membuat Anda tampil lebih percaya diri dan kredibilitas Anda meningkat.

Buatlah orang lain merasa dihargai, merasa penting dan merasakan bahwa Anda menyukai mereka. Bangunlah dukungan melalui interaksi positif dengan orang-orang di sekitar Anda. Inspirasilah orang lain dengan kata-kata, ungkapan dan bahasa tubuh Anda.
4.   Tunjukkan isi kepala Anda (kompetensi, intelegensi, pengetahuan dan penguasaan).
Demonstrasikan kompetensi, pengetahuan dan penguasaan Anda kepada lawan bicara Anda terutama jika sedang melakukan presentasi atau komunikasi khususnya kepada para pimpinan atau decision maker. Detail mengenai menunjukkan isi kepala Anda akan dimuat dalam artikel berikutnya: Sogomi (Leadership Presence): 4 Langkah Meningkatkan Sogomi Anda.







[1] Agak gemuk dan bukan obesitas (overweight). Obesitas menunjukkan karakter, self-leadership dan self-control yang lemah. Akan membuat seseorang bukan dihormati; tetapi di-bully oleh rekan-rekan dan terkadang orang-orang yang dipimpin.

Wednesday

All About Family Business (#4) PENDIDIKAN CALON PENERUS PERUSAHAAN KELUARGA

Source: http://www.wsj.com/articles/lotte-battle-shows-perils-of-family-control-1438887611



All About Family Business #4



PENDIDIKAN CALON PENERUS PERUSAHAAN KELUARGA

Oleh: Stephanus Tedy R.



Setiap perusahaan keluarga yang sudah memiliki calon pengganti biasanya melakukan pendidikan dan pelatihan bagi individu ybs dengan tujuan mempersiapkan sikap mental dan keahlian yang diperlukan.

Ada beberapa versi persiapan ini.

Versi pertama banyak dianjurkan oleh para penasehat perusahaan di Indonesia dan Asia Tenggara yaitu dengan menempatkan calon diperusahaan lain (bisa di perusahaan kompetitor atau perusahaan dalam industri yang sama) sehingga ybs merasakan bagaimana pola kerja sebagai seorang karyawan biasa. Diberi fasilitas dan gaji serta posisi yang tidak berbeda dari karyawan lain. Jadi tidak ada pemberian hak istimewa atau fasilitas putera mahkota disini. Dengan demikian, karakter calon akan terbentuk dan ikut merasakan kesulitan perjuangan serta bagaimana berharganya sumber daya seorang karyawan. Di perusahaan lain ini calon akan belajar dan diharapkan untuk membawa ide-ide baru, pengetahuan dan cara memandang yang baru dan berbeda dengan budaya dalam perusahaan. Setelah beberapa tahun, baru ditarik kembali ke perusahaan keluarga dan diberi tanggungjawab sebagai wakil direktur. Disini calon masih dimentori oleh pemimpin yang saat itu sedang in charge atau orang kedua/dianggap senior dalam perusahaan. Pola berpikir, sikap, perilaku sebagai pimpinan perusahaan dan owner perusahaan terus menerus dibentuk selama proses mentoring ini. Setelah beberapa tahun dan dinilai calon sudah cukup matang, memiliki jaringan yang memadai dan berpengalaman (memahami kondisi internal: penyelarasan tujuan, rentang kendali, kerangka waktu dan struktur organisasi serta eksternal perusahaan: kondisi persaingan dan industri secara keseluruhan:), baru jabatan pimpinan diberikan kepada ybs.

Versi yang kedua berpendapat pengalaman calon di luar perusahaan keluarga tidak terlalu diperlukan. Karena bisnis keluarga bisa lebih cepat dikuasai jika calon sejak muda sudah dilibatkan dalam pemahamanan bisnis keluarga dan melihat dan ikut serta dalam proses pengambilan keputusan dalam perusahaan.

Dalam kedua versi proses persiapan ini harus disadari bahwa yang menjadi pokok persoalan bukanlah calon harus berpengalaman di luar atau di dalam perusahaan lebih dahulu, tetapi tujuan persiapan adalah membangkitkan kemandirian dan mengembangkan keyakinan akan kemampuan diri dari calon ybs.

Jika calon di tempatkan di luar perusahaan, tetapi ybs tidak menggunakan kesempatan itu untuk belajar dengan sungguh-sungguh; atau malah tertarik dengan perusahaan yang diterjuni dan kehilangan minat untuk meneruskan perusahaan keluarga, maka menempatkan calon yang potensial di perusahaan lain akan menjadi bumerang.

Jika calon dilibatkan dalam perusahaan keluarga dan hanya melihat dominasi pimpinan yang sekarang dan pimpinan sekarang tidak memberikan kesempatan kepada calon untuk mandiri dan mengembangkan kepercayaan diri (seperti kasus di perusahaan Gucci pada artikel sebelumnya), maka menempatkan calon dalam perusahaan tidak akan efektif.

Jadi, bagaimana baiknya?

Untuk itulah diperlukan dulu analisa 5 (lima) dimensi internal perusahaan.

Analisa 5 dimensi akan dibahas dalam artikel #5.




Artikel #3                                                    Artikel #5




Tuesday

All About Family Business (Part #3) - SUMBER KONFLIK DALAM PERUSAHAAN KELUARGA



Ketika meminjam uang ke bank ada kriteria tertentu yang harus dipenuhi nasabah. Kriteria ini lazim disingkat 5C yaitu: Cash Flow, Collateral, Capital, Character, Conditions.

Seperti halnya 5C dalam perbankan, dalam bisnis keluarga ada unsur 5C yang dapat menjadi sumber konflik.

  1. Capital
  2. Control
  3. Careers
  4. Conflict
  5. Culture.
Capital (Modal): Bagaimana sumber daya keuangan perusahaan keluarga dialokasikan dan harus memilih prioritas antara tuntutan bisnis dan kepentingan keluarga yang kadangkala berbeda?

Control (Pengendalian): Siapa yang memiliki kekuatan pengambilan keputusan dalam keluarga dan perusahaan? Apakah dewan direksi adalah pembuat keputusan yang nyata, atau ibu membuat keputusan di meja dapur? Atau ayah menentukan segala keputusan penting ketika sedang dipijat refleksi?

Career (Karir): Bagaimana individu yang dipilih untuk posisi kepemimpinan dan pemerintahan senior dalam perusahaan atau keluarga? Apakah keanggotaan keluarga merupakan satu-satunya faktor utama? Apakah mempertimbangkan menantu? Atau selain anggota keluarga langsung didiskualifikasi? Dapatkah anggota senior manajemen yang bukan anggota keluarga dimasukkan sebagai calon penerus?

Conflict (Konflik): Dapatkah anggota keluarga menghentikan efek samping konflik dalam hubungan keluarga tercampur ke dalam sistem bisnis? Jika dua anggota keluarga memiliki perbedaan pendapat tentang kompensasi, bisakah mereka menghadiri acara sosial keluarga tanpa berjuang keras? Bagaimana dengan rasa persaingan antara pendiri dan anaknya? Sang anak ingin segera diberi tanggungjawab memimpin bisnis, tapi ayahnya sebagai pendiri bisnis melihat si anak belum cukup dewasa dan matang untuk memimpin. Akibatnya sang anak merasa tidak dipercaya dan tertolak. Tidak jarang keluar dari perusahaan dan membangun bisnis sendiri yang mirip dengan usaha bapaknya untuk membuktikan bahwa ia sudah mampu.

Culture (Budaya): Nilai-nilai apa yang menjadi hal utama untuk keluarga dan sistem bisnis, dan bagaimana nilai-nilai ini ditularkan? Apakah kinerja bisnis mempengaruhi hubungan sesama anggota keluarga sebagai individu?

Sumber konflik ini seringkali diliput media dengan minat yang besar. Beberapa tahun yang lalu pernah terjadi bagaimana suatu perusahaan keluarga yang cukup besar di Sumatera Utara ribut besar dan terjadi pertengkaran fisik di antara anggota keluarga sendiri karena ingin berebut kontrol dalam berbisnis. Juga kasus konflik di perusahaan transportasi PT Blue Bird Tbk (BIRD) yang sempat menghiasi media massa Indonesia tahun 2014 lalu. Juga kasus permusuhan saudara yang cukup terkenal Aldo dan Rodolfo dari perusahaan life style Gucci di Italia; 13 tahun sebelum perusahaan ini go public tahun 1995. Tahun 1983, Paolo Gucci (anak laki-laki Rodolfo) pernah dihajar sampai pingsan oleh ayah kandungnya di ruang rapat direksi ketika mempertahankan gagasannya untuk memperluas lini produk perusahaan dengan Gucci Plus, versi murah dari produk Gucci. Tidak puas dan dendam dengan tindakan ayahnya, Paolo melaporkan ayahnya atas tuduhan penghindarn pajak sehingga membuat ayahnya sempat dipenjara. Konflik ini membuat media massa bersorak gembira karena mendapat berita yang dapat menjadi headline.



Artikel #2                                    Berlanjut ke artikel #4




About Stephanus Tedy

About Stephanus Tedy

Visitor Counter

Copyright © 2004-2020