Friday

Belajar dari Joker: Musuh bebuyutan Batman

If you’re good at something, never do it for free.
Joker

Saya penggemar film Batman, khususnya trilogi The Dark Knight yang disutradarai oleh Christopher Nolan dan musik oleh Hans Zimmer. Aktor Christian Bale sangat menjiwai perannya sebagai Bruce Wayne dalam trilogi ini.
Bukan karena ia superhero, yang mempunyai kekuatan luar biasa seperti Superman. Memiliki speed luar biasa seperti The Flash. Matanya mampu mengeluarkan sinar X seperti Cyclops. Mempunyai kuku Adamantium dan self-healing seperti Wolverine. Atau bisa mengendalikan cuaca seperti Storm. Ketiga karakter terakhir di film X-Men. 
Tapi karena Bruce Wayne adalah manusia biasa yang:
  1. memaksimalkan potensi yang ada dalam dirinya; 
  2. menggunakan peralatan canggih;
  3. mengeskploitasi lingkungan sekitarnya dengan prinsip-prinsip strategi persaingan militer untuk mencapai tujuan dalam konteks persaingan (The Art of War; Buku Seni Perang berkelompok dari Sun Tzu, Go Ri No Sho; Buku 5 Cincin untuk pertarungan tunggal dari samurai jalanan (roninMiyamoto Musashi) . 
Ketiga hal itu membuat Batman bisa melihat dalam konteks gambaran besar dan helicopter view. Makanya dalam Justice League walaupun tidak mempunyai kekuatan super, Batman menjadi pemimpin para superhero lainnya. 
Hal yang juga bisa dilakukan oleh Anda dan saya, jika memang memiliki kemauan keras. 
Seperti layaknya skenario semua film superhero, supaya lebih seru dan menegangkan Batman juga memiliki musuh besar. Istilah dalam arcade game musuh besar ini disebut Boss
Salah satu musuh bebuyutan Batman adalah Joker. Kriminal sejati, ego-maniak dan benar-benar gila. Hampir mirip dengan Iblis sendiri. Karena merupakan lawan yang setara, Joker merasa Batman melengkapi dirinya. 
Kebrutalan dan kegilaan Joker membuat tindakan kriminal yang dilakukan para gangster dan organisasi mafia lain di Gotham City seperti kenakalan anak remaja. Tentu saja Joker membuat polisi Gotham City tidak berkutik. Pepatah Cina mengatakan kondisi yang kacau memberikan kesempatan para pahlawan untuk muncul ke permukaan. Kekacauan di Gotham City memberikan kesempatan kepada Batman untuk menjadi pahlawan sekaligus diburu polisi lainnya.
Mohon tidak salah mengerti. Saya tidak memuji atau menganjurkan kebrutalan atau kegilaan Joker dalam artikel ini. Tapi saya ingin menekankan bahwa dari film itu kita dapat belajar banyak. Baik dari karakter protagonis (Batman), maupun antagonis (Joker).

Dalam artikel ini, kita belajar dari pernyataan tokoh antagonis. Salah satu statement terkenal yang dibuat Joker dalam film The Dark Knight adalah: 
“If you’re good at something, never do it for free”. – Joker
Penulis naskah Christopher Nolan dan David S. Goyer benar-benar jeli memanfaatkan kata-kata. 
Nah, sekarang kita bahas statement Joker dalam konteks manajemen dan kepemimpinan diri. 
If You are good at something = Hal ini bicara tentang strength dan skill (ketrampilan) dan passion (gairah / senang melakukan). Apa yang bisa Anda lakukan dengan sangat baik? Pekerjaan yang dengan senang hati dapat Anda lakukan lebih mudah, dalam waktu lebih cepat dan hasilnya super dibandingkan hasil kerja orang lain. Ciri lainnya: Anda menjadi lupa waktu ketika mengerjakan hal tersebut (sekedar catatan: bukan bermain game ;)
Never do it for free: Menunjukkan siapa yang mau membayar Anda ketika Anda melakukan hal yang menjadi passion Anda dengan penuh keahlian sehingga memberikan nilai tambah berlipat kali ganda kepada orang yang Anda layani. 
Kombinasi ketiga hal ini digambarkan dalam gambar berikut:
Melalui sesi paradigm coaching Anda akan dipandu menemukan kekuatan dan passion Anda dan mengarahkan Anda kepada jalur karir atau bisnis atau pelayanan yang tepat. Sehingga hidup Anda menjadi lebih berarti dan bermanfaat bagi banyak orang. Disinilah Anda akan naik menuju level berikutnya. Dari pemberdayaan diri menuju efektivitas diri. Dari efektivitas diri menjadi berkat bagi orang lain dan banyak orang; sehingga jika-terus menerus Anda lakukan, Anda akan menuju jalur kebesaran (The Path of Greatness).
Inilah konsep kuno yang sudah berumur ribuan tahun dan dipopulerkan kembali oleh Bapa Manajemen Peter F. Drucker  dan salah satu muridnya James C. Collins. Juga oleh Marcus Buckingham. Inilah jalan menuju kehidupan karir dan bisnis yang penuh dengan semangat. Dengan demikian ketika Anda mengalami kesulitan Anda tidak mundur, tapi tetap gigih untuk maju dan menjadi kreatif dalam menemukan solusi atau jalan keluar. 
Inilah yang sudah dilakukan para olahragawan kelas dunia, ilmuwan peraih nobelserta orang-orang berprestasi lainnya di seluruh dunia.
Selamat berpikir, berefleksi dan beraplikasi di awal tahun 2015.

Ciao.

Ted, LV10012015




About Stephanus Tedy

About Stephanus Tedy

Visitor Counter

Copyright © 2004-2024