Tuesday
The Return of The Prodigal Son (by Gustav Dore)
Shalom
!
Dunia
sekarang sedang menghadapi krisis kepemimpinan. Demikian juga gereja-gereja di
Indonesia. Dari dulu sampai sekarang gereja-gereja selalu menghadapi krisis
kehadiran pemimpin. Pendeta banyak. Pastor banyak. Penatua banyak. Tapi, tidak
banyak yang sungguh-sungguh terpanggil menjadi pemimpin dan melakukan tindak
lanjut. Yaitu mengembangkan segala potensi yang sudah dikaruniakan Allah secara
maksimal. Yang lebih menyedihkan,
pemimpin sudah langka, tapi pemimpin yang berhati Bapa, lebih
langka lagi (1 Korintus 4:14-16). Padahal seorang pemimpin yang berhati Bapa
sangat diperlukan dalam kehidupan keluarga, pekerjaan, membangun usaha dan
pelayanan. Termasuk bidang politik dan pemerintahan. Istilah Bapa disini bukan
dalam hal gender/jenis kelamin pria, tapi lebih pada peranan seseorang yang
lebih dewasa yang mau memberikan hati dan waktunya dalam membimbing dan mengarahkan
orang yang lebih muda; supaya orang muda tersebut dapat melakukan tugas-tugas
dan panggilannya secara maksimal.
Dalam buku ini, selama satu bulan penuh, pembaca akan dibimbing setiap
hari. Tahap demi tahap. Bagaimana menjadi seorang Bapa yang baik, sesuai dengan
prinsip Firman Allah, dengan model Tuhan Yesus Kristus, yaitu pemimpin yang
melayani (servant-leader). Pembaca
juga akan diperkaya dengan berbagai contoh dari berbagai tokoh dalam Alkitab
dan ilustrasi yang memotivasi. Memang banyaknya penjelasan dan ilustrasi akan
membuat isinya lebih padat dibandingkan Renungan Harian yang sudah banyak beredar
selama ini. Tapi jika membacanya dengan serius, ditambah dengan membaca dan
merenungkan ayat-ayat Alkitab yang dianjurkan, kiranya cukup mengenyangkan dan
menggugah roh para pembaca sekalian.
Buku ini bisa dipakai sendiri. Bisa juga digunakan bersama dengan
kelompok sel. Jika dipakai bersama rekan-rekan yang satu visi, akan lebih efektif,
karena langsung bisa diterapkan dalam kelompok. Jika Anda ingin menerapkannya
dalam kelompok sel, diharapkan komitmen untuk bertemu selama 2 jam setiap
minggu. Selama 5 minggu. Dan dipimpin oleh seorang yang terpanggil untuk
memimpin atau menggembalakan.
Dalam buku ini, sudah tersedia bahan yang dapat dijadikan menu utama
sharing setiap minggu, dalam masing-masing kelompok sel.
Setelah
selesai membaca, merenungkan, melakukan dan membagikan prinsip-prinsip yang
dijelaskan dalam Perjalanan Harian ini, para pembaca sudah mencicipi sedikit
rasa dan konsep membimbing orang lain berdasarkan Alkitab. Tetapi untuk
sungguh-sungguh mengasihi Allah Bapa dan mampu membimbing orang lain dengan
standard Alkitab, perlu tindakan lebih lanjut. Hati kita perlu diproses lebih
jauh. Para pembaca diharapkan mempraktikkan prinsip-prinsip yang sudah
dijelaskan dalam buku ini ke dalam hidup sehari-hari. Baik dalam keluarga,
pekerjaan-karir, kehidupan rohani dan bergereja Anda. Hingga prinsip-prinsip surgawi
ini, menyatu dalam kehidupan Anda. Karena Alkitab berkata: Sebab itu, orang yang tahu apa yang baik yang harus dilakukannya tetapi
tidak melakukannya, orang itu berdosa. (Yak 4:17; BIS).
Jika
Anda sudah mempraktikkan tapi masih belum merasa mantap, silahkan hubungi saya
via e-mail di: tntyconsulting-at-gmail.com atau
follow Twitter: @StephanusTedy.
Selama
mempersiapkan dan menulis Perjalanan Harian ini, hadirat Allah terasa begitu
kuat. Seringkali airmata menetes keluar tanpa dapat ditahan karena menyadari
anugerahNya yang besar. Ditengah rasa nyeri yang menyengat tubuh dan tulang
belakang, ayat berikut melintas dalam pikiran saya:
Aku berdoa supaya Allah Bapa,
menurut kekayaan kemuliaan-Nya, menguatkan dan meneguhkan kamu oleh Roh-Nya di
dalam batinmu, sehingga oleh imanmu Kristus diam di dalam hatimu dan kamu
berakar serta berdasar di dalam kasih.
Aku berdoa, supaya kamu
bersama-sama dengan segala orang kudus dapat memahami, betapa lebarnya dan
panjangnya dan tingginya dan dalamnya kasih Kristus, dan dapat mengenal kasih
itu, sekalipun ia melampaui segala pengetahuan. Aku berdoa, supaya kamu dipenuhi
di dalam seluruh kepenuhan Allah.
Bagi Dialah, yang dapat
melakukan jauh lebih banyak dari pada yang kita doakan atau pikirkan, seperti
yang ternyata dari kuasa yang bekerja di dalam kita, bagi Dialah kemuliaan di
dalam jemaat dan di dalam Kristus Yesus turun-temurun sampai selama-lamanya.
Amin. (Efesus 3:16-21)
Selamat
membaca. Kiranya buku ini menjadi berkat, serta memotivasi
kita semua untuk lebih mengasihi Allah dan sesama. Juga mendorong kita untuk
memaksimalkan semua potensi yang sudah ditanam Allah dalam diri kita, berapapun
usia kita, untuk kemuliaan namaNya. Amin.
Soli Deo Gloria.
TED