Tuesday
Andalah
Pemimpin !
Pakar
kepemimpinan John C. Maxwell[i] menyatakan
seorang disebut pemimpin jika ia berpengaruh kepada orang lain. Peneliti dari Barna Research, George Barna[ii] agak berbeda
pandangannya. Seorang yang mempengaruhi Anda belum tentu menjadi pemimpin Anda.
Misalnya seorang komedian yang mempengaruhi Anda untuk membeli produk tertentu
melalui iklan di televisi. Orang
tersebut mempengaruhi Anda, tapi tidak bisa dikatakan ia menjadi pemimpin Anda.
Ia menyatakan seorang disebut pemimpin jika memiliki pengikut. Jika Anda
melihat ke sekeliling dan tidak ada yang mengikuti Anda, maka jelas Anda bukan
pemimpin.
Tapi
setelah merenungkan ucapan Rasul Paulus tentang analogi penggunaan karunia
rohani dalam tubuh Kristus (1 Kor 12:12-26),
saya berpendapat lain lagi. Kita semua adalah pemimpin.
Kristus adalah seperti tubuh
manusia; tubuh itu satu, tetapi terdiri dari banyak anggota. Semua anggota itu,
meskipun banyak, merupakan satu tubuh.
Begitu juga kita semua, baik
orang Yahudi maupun orang bukan Yahudi, hamba-hamba maupun orang-orang merdeka;
kita semua sudah dibaptis oleh Roh yang sama itu, supaya kita dijadikan satu
pada tubuh Kristus itu.
Kita semua juga mengalami Roh
yang satu itu sepenuhnya. Sebab tubuh itu sendiri tidak terdiri dari satu
anggota saja tetapi banyak anggotanya. Kalau kaki berkata, "Saya bukan
tangan, karena itu saya bukan bagian dari tubuh," itu tidak berarti bahwa
kaki itu bukan bagian dari tubuh. Dan kalau telinga berkata, "Sebab saya
bukan mata, maka saya bukanlah bagian dari tubuh," itu juga tidak berarti
bahwa telinga itu bukan bagian dari tubuh. Seandainya seluruh tubuh itu menjadi
mata saja, bagaimana tubuh itu dapat mendengar? Atau kalau seluruh tubuh itu
menjadi telinga saja, bagaimanakah tubuh itu mencium?
Kita lihat bahwa Allah yang
menempatkan anggota-anggota itu pada tubuh. Masing-masing ditempatkan di
tempatnya oleh Allah menurut kehendak-Nya. Kalau semuanya hanya satu anggota
saja, manakah yang disebut tubuh? Jadi memang ada banyak anggota, tetapi tubuh
hanya satu. Oleh sebab itu, mata tidak dapat berkata kepada tangan, "Saya
tidak memerlukan engkau!" atau kepala berkata kepada kaki, "Saya
tidak memerlukan engkau!"
Sebaliknya anggota-anggota
tubuh yang dianggap lemah itu, kita perlukan sekali; dan anggota-anggota yang
kita anggap tidak begitu berharga, justru adalah anggota-anggota yang kita
berikan lebih banyak penghargaan. Anggota-anggota tubuh yang tidak kelihatan
cantik, malah lebih kita perhatikan. Anggota-anggota tubuh yang sudah kelihatan
bagus, tidak memerlukan perhatian kita. Allah sudah menyusun tubuh kita
sebegitu rupa sehingga anggota-anggota yang kurang berharga diberikan lebih
banyak penghargaan.
Dengan demikian tubuh itu
tidak terbagi-bagi; masing-masing anggota memperhatikan satu sama lain. Kalau
satu anggota menderita, semua anggota lainnya menderita juga; kalau satu
anggota dipuji, semua anggota lainnya turut bergembira.
(1
Korintus 12:12-26. BIS)
Anda
setiap pagi harus bangun tidur. Merenung, mengumpulkan kesadaran Anda. Berdoa.
Minum air putih. Sikat gigi. Mandi. Berpakaian. Membaca dan merenungkan Firman
Tuhan (sebagian dari Anda melewatkan bagian ini :). Sarapan pagi. Kemudian
berangkat melakukan kegiatan sehari-hari. Semua itu memerlukan kerjasama otak
dan anggota tubuh Anda. Segala keinginan, pertimbangan, respon, tindakan tangan
dan kaki diatur oleh otak Anda. Otak Anda sebenarnya yang memimpin anggota
tubuh Anda. Saya menyebut hal ini sebagai Kepemimpinan Tubuh (Body Leadership).
Kepala
(dengan otak di dalamnya) adalah pemimpin. Sebagai pemimpin kepala mempunyai
mata untuk melihat (visi). Telinga
untuk mendengarkan respon di lingkungan sekitar (detektor-analisa situasi).
Hidung untuk mendeteksi bau-bauan yang tidak wajar (detektor-analisa situasi)). Kepala berdasarkan visi dan analisa
situasi juga menyusun rencana apa yang harus dilakukan (misi) sepanjang hari itu. Untuk melaksanakan rencana memerlukan
tangan untuk melakukan segala sesuatu (tindakan).
Kaki diperlukan untuk menuju ke lokasi tertentu (transportasi). Sehingga dengan koordinasi semua anggota tubuh dan
bagian-bagiannya, tubuh bisa melakukan sesuatu (mencapai tujuan). Jadi kepala adalah pemimpin dan yang dipimpin
adalah anggota tubuh.
Dengan
memahami analogi di atas, kita semua yang sedang membaca buku ini adalah para
pemimpin[iii]. Setidak-tidaknya
Anda harus memimpin diri Anda sendiri. Pemimpin bukan cuma orang yang punya
jabatan tertentu. Tetapi setiap kali Anda bertemu orang lain, secara tidak
sadar Anda sudah harus menerapkan prinsip kepemimpinan. Minimum jika Anda sudah
berkeluarga, Anda harus memimpin isteri, dan anak. Jika Anda seorang isteri,
Anda harus memimpin anak dan pembantu. Jika Anda masih single, Anda harus
memimpin orang yang lebih muda dimana Anda berinteraksi.
Dengan
mempelajari sejarah para pemimpin di dunia dan tokoh-tokoh dalam Alkitab, kita
akan berkesimpulan: Pemimpin sangat
diperlukan. Kapanpun dan dimanapun di dunia ini.
Sebagai
seorang pemimpin, para pembaca diharapkan juga membimbing orang lain yang lebih
muda untuk hidup sesuai dengan kehendak Allah dan mempersiapkan diri menghadapi
kekekalan. Seorang Bapa itu bisa jadi seorang Ayah, Ibu, Kakak
Laki-Laki/Perempuan, Opa/Oma atau orang yang lebih berpengalaman dalam bidang
atau tugas tertentu. Dengan demikian, orang yang dibimbing pada waktunya juga
akan menjadi seorang Bapa bagi orang lain yang sudah dipercayakan Allah
kepadanya. Dengan menjadi pembimbing orang yang lebih muda, para pembaca akan
menjadi Bapa bagi mereka. Orang yang lebih muda bisa jadi anak-anak kita, adik
kita, keponakan kita, anak-anak muda di Teens atau Youth, dsb.
[i] John C. Maxwell, Developing
The Leader Within You, Thomas Nelson, Nashville, Illinois, 2000
[iii] Baca Charles C. Mans, Mastering
Self-Leadership: Empowering Yourself for Personal Excellence (5th Edition), Prentice
Hall, Englewood Cliffs, New Jersey, 2009