Thursday

Konsultasi Manajemen dan Coaching pertama dalam Alkitab

ASAL-USUL TIMBULNYA PARADIGM COACH DAN PENGEMBANGAN KEPEMIMPINAN ALKITABIAH

Sumber: http://parsha60.files.wordpress.com/2013/01/moses-and-jethro-at-midian-chosen-people-creation-of-a-lesser-god-foundation.jpg


P
ada beberapa kesempatan beberapa pemimpin gereja berdiskusi dengan saya. Mereka menceritakan (mengeluhkan) jumlah jemaat inti mereka yang sungguh-sungguh melayani segitu-gitu aja atau tidak bertumbuh. Yang bertambah adalah jemaat penonton yang cuma cari khotbah bagus dan menghibur, serta suasana ruangan ibadah yang nyaman. Kemudian di tengah-tengah atau setelah ibadah mereka memberikan persembahan secukupnya (seperti menonton bioskop atau konser musik). Tapi ketika diajak untuk melakukan penginjilan dan melayani dengan sungguh-sungguh, ajakan tersebut ditanggapi dengan dingin. Seolah-olah itu adalah tanggungjawab gembala dan para full timer.  Padahal gembala tersebut sudah cukup banyak berusaha untuk berkomunikasi dengan jemaat dan mendorong mereka untuk melayani. Para gembala ini juga sangat rajin  berdoa dan tidak jarang berpuasa supaya dapat mengetahui kehendak Allah dengan lebih jelas dalam memimpin jemaat mereka.


Pada kesempatan lain, seorang gembala yang sangat suka membaca dimana pengetahuan teologi serta karunia konselingnya sangat luar biasa berdiskusi dan mengeluhkan masalah serupa. Dia sudah kelelahan (exhausted) dan setiap kali jemaat mengirimkan pesan melalui text message atau menelepon, ia sudah stres lebih dulu.

Setelah diskusi kami sempat terputus selama sepuluh menit karena sang gembala melakukan pembicaraan konseling via telepon, saya melanjutkan diri bertanya,

"Pak, jika jemaat bermasalah, selain diskusi dengan Bapak mereka diskusi sama siapa?"

Dia memandang saya dengan aneh, seolah-olah pertanyaan saya pertanyaan orang bodoh. Dengan nada sedikit kesal ia menjawab:

"Tentu dengan saya. Saya kan gembala mereka."

"Apa tidak ada orang lain di antara jemaat sendiri yang bisa membantu untuk menangani jemaat Bapak yang bermasalah tersebut?"

"Semua jemaat maunya ketemu dan berdiskusi dengan saya, tidak ada yang bisa menggantikan saya,"

Saya yakin pasti gembala ini melayani jemaatnya dengan sepenuh hati. Oleh sebab itu, para jemaat hanya mau berdiskusi dengan dirinya.

Hmmm. Ini masalah klasik dari para pemimpin sejak zaman Perjanjian Lama. Mendengar jawaban itu, saya mengajak gembala serba bisa itu membaca Keluaran 18:13-21:


Keesokan harinya duduklah Musa mengadili di antara bangsa itu; dan bangsa itu berdiri di depan Musa, dari pagi sampai petang.
Ketika mertua Musa melihat segala yang dilakukannya kepada bangsa itu, berkatalah ia: "Apakah ini yang kaulakukan kepada bangsa itu? Mengapakah engkau seorang diri saja yang duduk, sedang seluruh bangsa itu berdiri di depanmu dari pagi sampai petang?"
Kata Musa kepada mertuanya itu:
"Sebab bangsa ini datang kepadaku untuk menanyakan petunjuk Allah. Apabila ada perkara di antara mereka, maka mereka datang kepadaku dan aku mengadili antara yang seorang dan yang lain; lagipula aku memberitahukan kepada mereka ketetapan-ketetapan dan keputusan-keputusan Allah."
Tetapi mertua Musa menjawabnya:
"Tidak baik seperti yang kaulakukan itu.
Engkau akan menjadi sangat lelah, baik engkau baik bangsa yang beserta engkau ini; sebab pekerjaan ini terlalu berat bagimu, takkan sanggup engkau melakukannya seorang diri saja.
Jadi sekarang dengarkanlah perkataanku, aku akan memberi nasihat kepadamu dan Allah akan menyertai engkau. Adapun engkau, wakililah bangsa itu di hadapan Allah dan kauhadapkanlah perkara-perkara mereka kepada Allah.
Kemudian haruslah engkau mengajarkan kepada mereka ketetapan-ketetapan dan keputusan-keputusan, dan memberitahukan kepada mereka jalan yang harus dijalani, dan pekerjaan yang harus dilakukan.
Di samping itu kau carilah dari seluruh bangsa itu orang-orang yang cakap dan takut akan Allah, orang-orang yang dapat dipercaya, dan yang benci kepada pengejaran suap; tempatkanlah mereka di antara bangsa itu menjadi pemimpin seribu orang, pemimpin seratus orang, pemimpin lima puluh orang dan pemimpin sepuluh orang. Dan sewaktu-waktu mereka harus mengadili di antara bangsa; maka segala perkara yang besar haruslah dihadapkan mereka kepadamu, tetapi segala perkara yang kecil diadili mereka sendiri; dengan demikian mereka meringankan pekerjaanmu, dan mereka bersama-sama dengan engkau turut menanggungnya.
Jika engkau berbuat demikian dan Allah memerintahkan hal itu kepadamu, maka engkau akan sanggup menahannya, dan seluruh bangsa ini akan pulang dengan puas senang ke tempatnya."
Musa mendengarkan perkataan mertuanya itu dan dilakukannyalah segala yang dikatakannya.
Dari seluruh orang Israel Musa memilih orang-orang cakap dan mengangkat mereka menjadi kepala atas bangsa itu, menjadi pemimpin seribu orang, pemimpin seratus orang, pemimpin lima puluh orang dan pemimpin sepuluh orang.
Mereka ini mengadili di antara bangsa itu sewaktu-waktu; perkara-perkara yang sukar dihadapkan mereka kepada Musa, tetapi perkara-perkara yang kecil diadili mereka sendiri.
Kemudian Musa membiarkan mertuanya itu pergi dan ia pulang ke negerinya.
—Keluaran 18:13-21
Di sini berlaku konsultasi manajemen dan coaching kepemimpinan yang pertama kali tercatat dalam Alkitab. Yitro yang memberi nasehat dengan hikmat Allah adalah paradigm coach pertama dalam Alkitab yang merubah paradigma kepemimpinan Musa dalam memimpin dan mendelegasikan tugas-tugas kepada para pemimpin lainnya yang diangkat dari dalam organisasi atau jemaat sendiri.


PEMIMPIN UNTUK ORGANISASI 1000 ORANG
Nama Posisi
Melapor kepada
Jumlah Pemimpin
Jumlah yang dipimpin
pemimpin 1.000 orang
Musa / Chief Executive Officer
1
10 pemimpin 100 orang
pemimpin 100 orang
pemimpin 1.000 orang
10
2 pemimpin 50 orang
pemimpin 50 orang
pemimpin 100 orang
20
5 pemimpin 10 orang
pemimpin 10 orang
pemimpin 50 orang
100
10
pribadi
pemimpin 10 orang
-
-
Jumlah Total Pemimpin
131



Jadi secara garis besar untuk memimpin 1.000 orang diperlukan total 131 pemimpin.  Jadi jika ingin memimpin 1.000 jemaat diperlukan 131 pemimpin. Jika ingin memimpin 5.000 jemaat diperlukan 655 pemimpin. Jika ingin memimpin 50.000 jemaat diperlukan 6.550 pemimpin. 
Itu gambaran kasar berapa banyak pemimpin yang harus dikembangkan. Jumlah tersebut fleksibel tergantung jenis pelayanan dan tujuan yang ingin dicapai. Tapi secara umum, pada level awal rata-rata 1 orang pemimpin bisa memimpin 10 orang lainnya. Itulah pola hukum dasar pengembangan kepemimpinan dalam organisasi. Apapun bentuk organisasi itu. Baik kerohanian, bisnis, non-profit dan politik serta pemerintahan.

Itulah aturan pemimpin perpuluhan. Jadi, jika ingin mengembangkan jemaat, siapkan kepalanya lebih dulu yaitu para pemimpin !

Selama ini para gembala sudah sangat pintar mengkhotbahkan dan mendorong jemaat untuk mempraktekkan aturan perpuluhan bagi jemaat. Tapi biasanya hanya dalam bidang keuangan. Padahal itu cuma 1 sisi dari banyak aplikasi prinsip perpuluhan dalam Alkitab. Makanya uang dan dananya berkecukupan tapi para jemaat yang potensial tidak dipimpin dan dilatih dengan benar, sehingga tidak muncul pemimpin baru dalam jemaat. Hukum tabur tuai berlaku. Gereja tersebut kaya dalam bidang finansial tapi melarat dalam bidang kepemimpinan. Makanya walaupun kelihatannya ramai dan berhasil, bentuk pelayanannya menjadi miskin dan menjadi tidak kreatif. Tidak maksimal. 

Masih banyak yang bisa dikembangkan dari potensi yang ada. Jika gembala dari aliran Pentakosta dan karismatik biasanya hanya sibuk mengadakan KKR mujizat dan kesembuhan. Jika beraliran reformasi hanya mengkhotbahkan doktrin. Dana lebih yang terkumpul digunakan untuk membangun, mempercantik dan mempernyaman gedung gereja dan buka cabang gereja baru, tapi tidak membangun kerohanian dan kepemimpinan tubuh Kristus yang sejati. Gembala dan pengurus jago dalam menarik jemaat baru tapi bodoh dalam menjaga pintu belakang. Sehingga kuantitas tinggi (jemaatnya banyak), tapi kualitas rata-rata per-orangnya rendah (tidak militan). Jemaat tidak dewasa rohani sehingga menjadi cengeng dan mudah menyerah. Jika ada masalah besar atau penderitaan dapat dipastikan mereka tidak akan dapat bertahan atau akan menjadi korban. Biasanya jemaat seperti ini cenderung untuk lari dari tanggungjawab.

Dan ini kesalahan dan tanggungjawab gembala. Gembala yang bersangkutan tidak mengembangkan potensi kepemimpinan diri dan potensi kepemimpinan jemaat. Jika sudah genap waktunya, ketika dia menghadap Tuhan, pasti Tuhan akan meminta pertanggungjawaban.

Aplikasi:

1.    Allah Bapa sudah menciptakan kita dengan dahsyat dan ajaib (Mazmur 139:14). Sudahkah kita bertanggungjawab dengan mengembangkan potensi kepemimpinan diri semaksimal mungkin?

2.   Sudahkah kita sudah merekrut, melatih dan mengembangkan pemimpin lain? Dan berupaya dengan sungguh-sungguh untuk menjadikan mereka lebih baik dari kita sendiri?

3.  Jika kita tidak melakukan karena tidak mengetahui, maka melalui artikel ini kita sudah mengetahui. Jadi segera lakukan karena Alkitab berkata: Sebab itu, orang yang tahu apa yang baik yang harus dilakukannya tetapi tidak melakukannya, orang itu berdosa. (Yakobus 4:17; BIS).

4.    Jika kita sakit dan tidak bisa menyembuhkan sendiri, langkah pertama yang logis adalah ke dokter. Jika kita tidak melakukan karena tidak merasa memiliki kemampuan untuk mengembangkan orang lain, mintalah bantuan kepada orang yang lebih kompeten. Jangan merasa malu. Better late than never.  Malah jemaat yang benar-benar ingin bertumbuh akan bersyukur bahwa kita memiliki niat tulus untuk mengembangkan diri mereka.

5.     Jika Anda tidak melakukan karena sudah tahu, tapi memang Anda cuma ingin menjadikan jemaat sebagai pengikut dan memanfaatkan sumberdaya yang ada dalam diri mereka (uang, tenaga dan waktu mereka), berhati-hatilah. Mata Tuhan dan para malaikat-Nya terus menerus mengawasi setiap perilaku kita (Ibrani 12:1). Segera bertobat. Karena nanti kita semua akan diminta pertanggungjawaban ketika bertemu dengan Tuhan (Matius 25:19).



Amin.

LV, 21112013




About Stephanus Tedy

About Stephanus Tedy

Visitor Counter

Copyright © 2004-2024