Wednesday

Puisi Saran Buat Presiden Indonesia Tercinta Bapak Jokowi Di Kala Wabah Corona

(ANTARA FOTO/HAFIDZ MUBARAK A)


Wahai Presiden kita tercinta,
Jangan bingung dan terpana.
Pakailah logika dan selalu teliti data.
Inilah hikmat dari Yang Kuasa.

Kami hanya ingin asa 
dan solusi nyata di tengah wabah corona yang mendunia.
Bicara dan bertindaklah berdasarkan data, fakta dan realita.
Bukan hanya karena prasangka, 

ingin menenangkan 
dan mulut beretorika.

Perut rakyat sudah merana dan mulut menganga tanpa kata.
Sendiri dan anak-anak mau makan apa.
Boro-boro mau kerja dan sekolah dari rumah.

Pakailah logika dan selalu teliti fakta.

Bandingkan data kematian sekarang dan rata-rata tahun-tahun sebelumnya.
Sebelumnya nyawa manusia tiap hari melayang oleh berbagai karena,
bukan hanya oleh virus corona.

Jangan termakan oleh media yang cuma cari berita dan oplah.

Apakah rata-rata jumlah total kematian di periode yang sama selama sepuluh tahun terakhir lebih kecil dibandingkan sekarang?

Pakailah logika. 

Siapa yang paling diuntungkan dari Coronanisasi peristiwa ?

Dalam sejarah dunia dari zaman purbakala, 
dimanapun negara dan pemerintah sebagai pengelola 
menerima pajak dari rakyatnya, 
bukan sebaliknya.

Negara dan para pemimpin di seluruh dunia pasti mati gaya, 
jika tanpa pemasukan pajak 
harus kasih makan rakyat jelata 
walau cuma beberapa bulan sahaja.

Hutang negara akan membahana 
dan tujuh turunan tak bisa menebusnya.
Apakah mau menggadaikan negara tercinta 
oleh karena cuma corona ?
Bukankan tidak menutup kemungkinan kelak 
masih ada mutasi corona atau virus lain yang tidak diketahui kita semua ?

Apalagi para pengusaha; 
tanpa penjualan dan income 
mana mungkin bayar gaji dan THR pegawainya.
Memangnya bayar pakai retorika?


Salah satu kebodohan terbesar di dunia adalah 

berhutang selamanya untuk bayar gaji yang sementara.
Semua negara didunia digadaikan pun akan percuma.
Inilah akibat keserakahan manusia yang merusak tatanan alam dan ulah elit dunia.

Pakailah akal sehat dan logika wahai para pemuka.

Jalan di depan kita masih sangat panjang, 
tidak rata 
dan tak bisa terencana.

Siapa yang dapat meramalkannya 

kecuali oleh niat jahat para pelaku 
yang memang merencanakan sebelumnya?

Bertobatlah 
dan lakukan aktivitas ekonomi seluruhnya seperti biasa.
Aktivitas ekonomi dan produksi aktif semuanya 
tapi dengan prinsip jaga keselamatan diri dan sesama.

Jadi semua bisa makan, 
tanpa mengakibatkan huru-hara 
apalagi malapetaka.

Semua pakai sarung tangan pelindung jari 
dan masker melindungi hidung, mulut 
dan google pelindung mata.

Salam gaya Tionghoa 
paling aman sedunia.

Gunakan jarak tertata.


Jika rakyat membantah karena tak punya 
dikasih alatnya.

Sebarkan informasi jaga diri dan sesama dengan gaya propaganda.

Jika sudah dikasih tahu masih keras kepala: 
1. didenda, 
2. rotan bagi yang muda dan 
3. penjara berbicara.

Jika korupsi bansos hukuman mati 

dan organ tubuhnya disumbangkan buat orang yang lebih memerlukannya.

Sebarkan informasi jaga diri dan sesama dengan gaya propaganda.

Lakukan aktivitas yang produktif dan personal safety sampai vaksin tersedia.

Hindari kegiatan tak berguna dan hura-hura.

Sebarkan informasi jaga diri dan sesama dengan gaya propaganda.

Semoga Tuhan Yang Maha Esa mengampuni kita semua 
dan melimpahi kasih karunia-Nya.

Jayalah Indonesia.

Amin. 
Amin. 
Amin.

Stephanus Tedy Rozali
Penyair dadakan karena kebijakan Work From Home dari Pemerintah

Note:
media: bad news is good news; 
fear news is gold; 
war is platinum 
and war againts unseen / pandemi is diamond.




Premis dasar:

  • Pakai logika dan akal sehat (perilaku ini sudah terbukti dalam sejarah sudah sangat banyak menyelamatkan umat manusia sejak zaman purbakala sampai sekarang);
  • Pihak yang dikarantina adalah yang sakit bukan yang sehat (perilaku yang pakai akal sehat).
  • Pihak yang dikarantina adalah yang sehat dan yang sakit melalui PSBB dan Lock-Down (perilaku kebingungan dan ketakutan).
  • Jika terapkan Lockdown dan PSBB, dampak ekonomi, sosial dan psikologis akan semakin membolasalju. 
  • Jika semua dikarantina, berapa besar dana yang harus dikeluarkan dan apakah pemerintah sanggup menalangi tanpa meminjam dari pihak lain?
  • Jika arus ekonomi nasional berhenti, mayoritas negara akan jatuh tenggelam dalam hutang dan digadaikan (diambil alih oleh pihak asing yang memberi pinjaman).
  • Worst case scenario: Asumsikan jumlah pasien positif corona di Indonesia membengkak menjadi 1 juta, yaitu 0,37% dari total penduduk. Masak harus mengorbankan yang 99,63% dengan berhutang kepada donatur dan menggadaikan Indonesia hanya mengikuti rasa takut dan kebingungan kita?
  • Remember, People will die anyway, with or without corona and other disease that would be arise in the future.





About Stephanus Tedy

About Stephanus Tedy

Visitor Counter

Copyright © 2004-2024